![]() |
inside pict : Yazil memang Beda |
Nama : Yazilatun Nadiyah
Hobi : Jualan Baju
Domisili : Bandung
Pekerjaan : Mahasiswi Fakultas Komunikasi Jurusan Komunikasi Jurnalistik
Ditemui via twitter, Gadis lincah yang juga pemilik online shop terkemuka ini memaparkan sedikit pendapatnya tentang bagaimana dunia jurnalistik itu seharusnya dan tips trik agar tetap survive dalam berjomblo selama kurang lebih 1 dasawarsa.
Malam Mbak Yazil, apa kabar?
Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar!
Selain jadi mahasiswa,kegiatan mbak sekarang apa?
Eh bentar, bisa diganti gak? Aku yg nanya aja gimana? Ceritanya episode spesial
Dikarenakan jiwa reportase narasumber kali ini cukup menggebu-gebu, maka narasumber kali ini balik mewawancarai saya. Namun saya tidak gentar, saya dilahirkan dalam situasi seperti ini. Saya sudah seperti Sylvester Stalone di Film "Rambo" yang bisa beradaptasi di situasi sulit seperti apapun. * Latar belakang pun beralih ke hutan hujan tropis vietnam seperti setting film Rambo.*
Asik ayoo kita mulai tanya jawab lagi sibuk apa skrg mas alfa? Tanya Yazil dengan mata berbinar.
Lagi sibuk jaga berat badan aja, maklum dijaman globalisasi ini kesehatan adalah harga mati. Sekarang saya rajin mngganti cemilan, semula gorengan sekarang kuaci.
Kita mundur dulu ke masa lalu ya, mengenai karir anak band anda. Sekarang apa kabarnya?
Sepiring nasi telah mengalahkan segalanya, tapi gejolak indie saya masih ada. Buktinya saya masih memakai kaos kaki yang belum dicuci selama 1 minggu, cukup indie bukan?SAYA MENOLAK TUA!
Cukup indie dan cukup narsis. Sebagai mantan anak band, apa pendapat anda mengenai industri musik saat ini?
Saya pernah berdiskusi dengan Om Bens Leo tentang fenomena ini. Kami punya kegelisahan yang sama dan telah kami tuangkan ke dalam sebuah lagu dengan format karaoke.
Sebenarnya kondisi industri musik saat ini pernah diramalkan oleh Mamah Dedeh. Mungkin kalau John Lenon, Elvis Presley, Freddy Mercury, Kurt Cobain, Jimi Hendrix dan Mbah Surip masih hidup, mereka akan memilih mati muda.
Cukup soal musik. Seberapa besar pengaruh putusnya ariel dan luna maya pada kisah percintaan anda?
Menurut hemat saya sebagai insan akademis, putusnya mereka adalah trik marketing. Sejak mereka putus, Noah melejit dan bukunya terjual lebih dari 127.000 eksemplar. Kebetulan? tentu tidak.
Kisah mereka cukup mempengaruhi saya. Untuk sekedar antisipasi, saya tidak pernah lagi membawa handphone berkamera saat berkencan.
Analisanya menarik sekali, kalau mengenai fenomena "ciyus dan miapah" bagaimana analisa anda?
Sebagai Pemuda yang gemar membawa Kamus Besar Bahasa Indonesia, Saya prihatin! Fenomene tersebut semakin menguatkan opini saya bahwa kita hidup di negara yang lebay.
Ada yang menarik, anda mengatakan tentang berkencan. Apakah itu artinya anda sudah berkencan kembali?
Tentu sudah, saya tetap berikhtiar setelah menonton film "500 Days Of Summer". Kini saya sudah bukan butiran debu, namun rumput teki yang bisa tumbuh dimana saja.
Sedap. Apakah ada tips yang bisa dibagi? Agar lebih banyak rumput-rumput yang survive?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar