Senin, 23 Juli 2012

Sing Selow Ya Bro

Cibubur, 23 July 2012 (17:50WIB)

     Tak terasa pukul 17.10 ketika saya duduk di bangku Bus Sinar Jaya Jurusan Cileungsi-Wonosobo sembari menulis pesan singkat "Pake,Ibuke kulo sore niki kondur Wonosobo" ("Bapak,Ibu hari ini saya pulang wonosobo"), ya pada hari itu saya memutuskan pulang kampung sekelak (*bahasa medan: sejenak) untuk mengantarkan laptop yang saya belikan untuk adik saya . "Pokoke nek semester ngarep nyong bijine apik, tumbasno laptop ya mas ("pokoknya kalau semester depan nilaiku bagus, belikan laptop ya mas"), cetus adik saya 6 bulan lalu ketika akhir semester pertama dia berhasil mendapatkan peringkat 5 dikelasnya. Saya mau tidak mau harus menyanggupinya dalam upaya menyelamatkan reputasi saya sebagai kakak yang baik. Sebenarnya peringkat adik saya semester ini melorot pada urutan ke-7 dikarenakan dia banyak menghabiskan sebagian semester ini untuk menyembuhkan kakinya yang patah dikarenakan kecelakaan motor, dia harus berjalan dengan bantuan krek selama 3 bulan dan belajar jalan sebelum besi pen yang direkatkan di tulang pahanya dilepas kembali.

     Sebelum bus berangkat, ada 3 pengamen yang masuk ke dalam bus. Pengamen yang pertama terlihat seperti Kurt Cobain pada masa keemasannya. Suara Serak grunge, baju flanel kotak-kotak, dan suara serak. Sayapun kecewa ketika tampilan dia yang sudah seperti idola saya, malah menyanyikan lagu Wali edisi Ramadhan. Pengamen yang kedua terlihat seperti opick versi teler, ah lupakan pengamen yang satu ini. Dia memang menyanyikan lagu religi, namun dia terlihat sempoyongan dan bau minuman beralkohol ketika dia bernyanyi. Pengamen yang terakhir sudah bisa saya tebak, dengan aksen bicara yang khas dia pun menyanyikan lagu Ebiet G Ade "Perjalanan Ini".

"Perjalanan Ini" selalu mengingatkan saya setiap kali bulan puasa tiba. Bulan Puasa memang selalu bisa mendramatisir keadaan. Contohnya seperti ungakapan "bulan puasa malah gak punya uang", "bulan puasa malah nonton bokep", "bulan puasa jalanan malah  macet". Nah ketika ditambahkan kata bulan puasa, apapun pasti akan terasa lebih dramatis, betul kan?
Ketika bulan puasa tiba, saya jadi teringat pengalaman saya pada waktu masih sekolah di SMK Telkom. Tapi Bukan pelajarannya yang sangat saya rindukan, melainkan hal-hal yang tidak penting yang pada saat-saat selow yang saya lakukan dengan teman-teman saya.

Selow adalah ungkapan untuk mendefinisikan saat-saat santai, dalam artian "selow" adalah "Mbah-nya" santai atau seperti kata dalam bahasa inggris "slow" yang artinya pelan.
Berikut adalah kegiatan-kegiatan selow yang saya dan teman-teman saya lakukan ketika masih SMK.

1. ATM Berjalan
Ketika saya SMK, saya adalah anak kost yang sering kehabisan uang saku sebelum waktunya dikirim lagi oleh orang tua saya, otak saya diharuskan bekerja dua kali lipat ketika saya kehabisan uang saku. Tak hayal teman-teman saya pun sering menjadi ATM berjalan dadakan ketika saya meminta pinjaman uang. "Ta, nyilih duite seketewu ana ora?" ucap saya dengan bahasa ngapak Purwokerto kepada teman saya Marta. Marta adalah teman saya yang paling efisien dalam membelanjakan uang jajan, dia tak pernah mengatakan tidak ketika saya meminjam uang. "Ya ana fa kiye, aja klalen baleknane aja kesuwen (ya fa ada ni, jangan kelamaan balikinnya)", jawab marta kepada saya. Tidak salah lagi, sosok Marta mengingatkan saya kepada Mantan Menkeu yang kini bekerja di World bank, Marta seperti Sri Mulyani versi transgender yang sangat pandai mengatur keuangan.

2. Weekend Waktunya Makan Gratis
Setelah dompet saya sedikit gemuk karena pinjaman uang, saya harus bisa melakukan pengeluaran seefisien mungkin. Sekarang teman-teman saya yang punya rumah di daerah Purwokerto menjadi sasaran, tercatat Rumah Abdul, Sule dan Yoyo pernah menjadi korban keganasan kami, Iya "KAMI". Untuk urusan cari tempat gratis Saya, Marta dan yasir adalah ahlinya. Kami bertiga adalah tim yang kompak dan solid ketika weekend tiba. Yasir mirip seperti saya yang sering kehabisan uang saku, seketika dia pernah datang kerumah saya dengan mengayuh sepeda. "Alfa Alfa Alfa", terdengar suara ngos-ngosan memanggil saya dari luar rumah. Sayapun keluar rumah untuk memeriksa siapa yang memanggil saya. "Owalah kowe tah sir, deneng tumben koe ngene wengi-wengi?(Owalah kamu sir, kok tumben kesini malam-malam?)", tanya saya kepada yasir. "Iya kieh lagi bosen nang kost, ana panganan ora fa?(iya ni lagi bosan di kost, ada makanan gak fa?)", jawab Yasir. Seketika itu saya langsung paham apa yang dimaksud yasir, saya menyuguhkan yasir tempe mendoan dan jeruk untuk Yasir makan. "Kiyeh sir seanane ya (Ini Sir, seadanya ya)", ucap saya kepada yasir. Sambil terburu-buru makan tempe mendoan Yasirpun menjawab "Thankyou ya fa". Malam itu kami terlibat obrolan haha-hihi sampai Yasir memutuskan untuk pulang ke kostnya. Saya salut kepada yasir yang rela jauh-jauh dari kostnya untuk datang ke tempat saya, Yasir adalah salah satu sahabat saya yang bisa saya ajak susah. Termasuk dalam tim mencari tempat makan gratis, "Dadi ngesuk preinan arep nginep ndi kiye? (jadi besok liburan mau nginep dimana nih?)", tanya yasir kepada saya dan Marta. Tatapan kamipun seringkali mendarat ke sosok Abdul. Abdulpun hanya bisa menjawab "Yawis nginep nggonku bae (Yaudah nginap tempatku aja)". Abdul adalah teman sekelas kami keturunan Arab, dia adalah pewaris tunggal usaha Toko Bangunan yang ada di Jalan Bank Purwokerto. Rumah abdul adalah tempat yang paling strategis, selain karena masih di dalam kota, disana juga kami sebut rumah 4 sehat 5 sempurna. Ya di Rumah abdul memang tidak pernah kehabisan makanan dan cemilan. Selepas lulus sekolah seringkali saya rindu untuk menginap lagi di tempat Abdul, bukan untuk menghabiskan makanan lagi namun untuk nostalgia dan ingin rasanya membawakan UMInya Abdul oleh-oleh sebagai tanda terima kasih saya karena telah sering menampung saya dan teman-teman ketika kelaparan.

3. Bola Mania
Bursa transfer pemain adalah topik obrolan paling menarik untuk para penggila bola di kelas saya, sebut saja Saya (Milanisti), Yasir (Milanisti), Sule (Interisti), Iif (Romanisti), Yoyo (Romanisti), Abdullah (Romanisti, Manchunian, Barcelonistas). "Ngesuk pokoke MU arep tuku pemain sing apik-apik (besok pokoknya MU akan beli pemain yang bagus-bagus)", ucap Abdul berapi-api seperti King Cantona muda. "Tapi Gelar Juara Liga Champin AC Milan tetep leuwih akeh timbang MU (Tapi Gelar Liga Champion AC Milan tetap lebih banyak daripada MU)", timpal saya dengan aksen Ricardo Kaka yang sangat keren. Percakapan seperti ini akan diikuti saling ejek antar fans club sepak bola lain di kelas kami. Tiba-tiba suasana menjadi kacau dan ramai oleh suara saling ejek seperti suara suporter klub ISL dan IPL. Biasanya yang paling teraniaya adalah Romanisti yaitu Iif dan Yoyo, karena pada saat itu AS Roma tidak punya prestasi untuk dibanggakan. Mereka hanya menghindar dan berharap invisible ketika berhadapan dengan ejekan-ejekan dari fans club lain.
Walaupun begitu tidak pernah ada dendam diantara kami, buktinya kami tetap kompak untuk membawa kelas kami "SOEKAMTI(Sekumpulan Orang Etis Kelas Modis TKJ Siji, nama pemberian ketua kelas kami sdr Wawan)" menjadi juara pertama dalam Liga Sepak Bola SMK Telkom. Waktu itu saya berhasil menjadi protagonis setelah menjadi top scorer dalam pertandingan itu, sayang hadiahnya tidak bisa saya nikamti sendiri dan harus diserahkan untuk kas kelas. "Yaudahlah itung-itung zakat fitrah", batin saya.

4. Lumpia Boom Special
"Ta tulung titip tukokna panganan ya aku bar kecelakaan (Ta tolong titip belikan makanan ya aku habis kecelakaan).", perintah saya via pesan singkat dari hp saya. "Kecelakaan dimana?lha koe siki neng ndi? (kecelakaan dimana?lha kamu sekarang dimana?)" balas marta. "Kecelakaan nang Banjar, aku neng omah Purwokerto (Kecelakaan di banjar, aku di rumah Purwokerto)." balas saya lagi. "oke bos, koe pengen mangan opo? (oke bos, kamu pengen makan apa?)" tanya marta lagi. "Nek iso lumpia boom jon (Kalau Bisa Lumpia Boom jon)", balas saya singkat sembari membersihkan luka di lutut saya dengan air panas. "oke bos tunggu yo!" Timpal Marta. Kemudian terdengar suara motor, waktu itu sedang gerimis. Ternyata Marta tidak datang sendiri, dia bersama dengan sahabat saya yang lain yaitu Fatah. Fatah adalah tokoh cameo dalam peristiwa ini, walaupun cameo dia termasuk tokoh penting. Jika Marta adalah Frontman, fatah adalah sidekicknya. Mereka seakan menjadi superhero saya ketika kelaparan malam itu, jika Marta adalah Batman maka Fatah adalah Robinnya. "ki jon lumpiane pesenanmu (Ini Jon lumpia pesananmu)", ucap marta kepada saya. Sedangkan Fatah berada dibelakangnya sambil mengibaskan pakaiannya yang terkena air hujan. "Ndi kene piro ki? (Mana sini, berapa ini?)" jawab saya. "Piro tah? (berapa tah?)", tanya Marta kepada Fatah. "Weslah ora usah ( udahlah gak usah)", ucap fatah. Setelah saya menghabiskan nasi dan lumpia boom itu, kami terlibat pembicaraan yang cukup lama terkait kecelakaan saya. Setelah itu mereka pamit pulang karena sudah malam. "Bali sek yo jon (Pulang dulu ya jon)", kata Marta. "Cepet Mari yo ndes (Cepat sembuh yo ndes)" Timpal Fatah. "Yowes ati-ati yo, thankyou lho ki (Yaudah ati-ati ya, thankyou lho ini). Setelah mereka pergi saya sedikit terharu, saya hampir menangis ketika itu. Suatu Hari ingin rasanya makan Lumpia Boom bersama mereka lagi.

5. D'Jeamys
Nur Rochman Setyawan, Marta Anggoro, Hendri Sulaiman, Kita dulu sangat keren!
Muter-muter Purwokerto buat cari studio, cari info Pensi di SMA lain , manggung di acara perpisahan kakak kelas, manggung di Pensi sekolah sendiri, wira-wiri jadi guest star di D3 Bahasa Inggris Unsoed, manggung di Kebon Kafe, Sering manggung di Defront cafe. Akhirnya kita berujung antiklimaks ya men, diakui atau tidak kita gak bisa ngeband bareng lagi. Tapi kalian inget gak? Djeamys terbentuk karena kita pernah ancur-ancuran bawain lagunya Ungu yang Sejauh Mungkin. Lagu itu buat kita sadar kalau kita gak suka di jalur mainstream. yang akhirnya kita bawain genre kita sendiri yaitu Rock N roll. Kalau bisa ketemu dan reuni lagi ayo kita coba bawain lagu "Sejauh Mungkin". hehe

Ternyata kita gak selamanya muda ya men, setidaknya saya bangga punya sahabat seperti kalian. Itulah 5 contoh kegiatan selow yang paling saya rindukan. Grazie Friends!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar