"Ikut gw ke Kemang yuk", ajak saya sedikit memaksa. "Gw dari pagi sampe siang di Kemang fa, ini gw lagi di Pejaten. Lo ke KeluargaMart Pejaten aja nanti gw anter ke Kemang, emang lau mau ngapain ke Kemang?", tanya Dwi. "Gw mau liat pameran fotografi, yaudah gw OTW nih", jawab saya bersemangat.
Biar saya beritahukan kepada kalian dear reader, ketika merujuk kata "Kemang", teman yang paling saya ingat adalah Dwi. Teman saya yang satu ini memang aktivis kemang bahkan bisa disebut anak gaul kemang, tiap hari dia akan sering terlihat di daerah Kemang. Dwi adalah sosok teman yang sangat loyal dan rela mati demi temannya. Hobinya futsal dan posisi favoritnya adalah penjaga gawang. Seperti yang pernah ia katakan, "Rambut gw udah kaya Kurnia Meiga ya?", merujuk pada penjaga gawang Timnas Indonesia kekinian. Kalau tidak percaya mention saja @dwikurnianto, tanyakan kepadanya jalan-jalan kemang dan lihat apakah rambutnya mirip Kurnia Meiga.
![]() |
kelas pagi Jakarta - Jim Morisson - kelas pagi Yogyakarta |
![]() |
Aku adalah Kamu |
Setelah puas berlama-lama di Waga Studio, kami pun pulang. Kami singgah di warung angkringan yang terletak di depan D'Cost kemang. Kami mengobrol berbagai macam topik mengenai pekerjaan yang kami lakukan, kegiatan di kampus yang tidak jelas itu, sampai Dwi yang belum move on dari mantannya. Dwi sampai berhenti menggunakan twitter untuk menghentikan kecanduannya melihat timeline mantannya. Setelah menenggak 2 gelas susu murni madu dan merasa sudah cukup tinggi, kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Di jalan pulang, saya masih terbayang tema pameran tadi. Interpretasi orang soal sex bisa berbeda-beda. Ada yang menganggapnya tabu dan malu-malu, ada pula yang menganggapnya sebagai olahraga rutin seperti hal nya futsal ataupun tenis meja, hanya sebagai kegiatan menguras keringat. Lain lagi menurut saya, sex adalah soal suci, soal kegiatan tertinggi yang saya anggap kegiatan sakral setelah menikah. Menurut kamu ?